JOGJA - Kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi membuat permintaan bahan bakar khusus (BBK) atau bahan
bakar non subsidi naik tajam hingga tiga kali lipat. Kalau sebelum
kenaikan rata-rata permintaan BBK sekitar 40 Kilo Liter (KL) per hari,
kini menjadi 120 KL per hari, khususnya Pertamax.
Freddy Anwar (kiri) menata kupon undian hadiah program Pertamax Series di SPBU (foto: KRjogja.com)
Branch Marketing Manager Pertamina DIY-Surakarta, Freddy Anwar mengatakan konsumsi Pertamax series pada saat sebelum kenaikan BBM bersubsidi hanya sekitar 2 persen dari total bahan bakar yang disalurkan. Pasca kenaikan BBM Bersunsidi konsumsi Pertamax sudah mencapai 4,5 persen hingga 5 persen. Pihaknya menargetkan Pertamax series bisa mencapai 7-8 persen nantinya.
"Depot Rewulu mengeluarkan BBM sebanyak 1.500 KL per hari sebelum kenaikan BBM bersubsidi. Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi turun jadi 1.400 kiloliter per hari karena sebagian pengguna kendaraan bermotor beralih menggunakan Pertamax series karena selisihnya tidak banyak," tutur Freddy usai penarikan undian Pertamax Series Periode II November 2014 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Lempuyangan.
Freddy menyampaikan guna mengantisipasi agar tidak terjadi kekosongan pertamax, pihaknya meminta SPBU agar meningkatkan persediaan karena permintaan memang naik. Terlebih stok Pertamax yang ada sangat aman adan mencukupi untuk memenuhi permintaan tambahan sesuai dengan lonjakan permintaan konsumen.
"Kami berharap SPBU tidak kehabisan Pertamax seperti yang terjadi beberapa waktu lalu dan masyarakat tetap bisa dilayani seoptimal mungkin," imbuhnya. (M-3)